Laman

Sabtu, 04 Januari 2014

Jenis-dan Macam Saklar (Switch)

Saklar atau switch adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai penghubung dan pemutus arus listrik. Dalam rangkaian elektronika dan rangkaian listrik saklar berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus listrik yang mengalir dari sumber tegangan menuju beban (output) atau dari sebuah sistem ke sistem lainnya.

Berikut ini adalah bebarapa jenis dan macam saklar berdasarkan konstruksi masing-masing saklar.

Saklar
Photo credit: Wikipedia

Atas, dari kiri ke kanan: Circuit Breaker, Mercury Switch, Wafer Switch, DIP Switch, Surface Mount Switch, Reed Switch. Bawah, dari kiri ke kanan : Wall Switch, Miniature Toggle Switch, In-Line Switch, Push-Button Switch, Rocker Switch, Micro Switch.

Jenis, Simbol, dan Contoh Saklar
JENIS SAKLAR (SWITCH) SIMBOL SAKLAR CONTOH FISIK
SPST
Saklar On-Off sederhana
Simbol Saklar SPST
Saklar SPST
Saklar Push-On
Kedua terminal akan terhubung selama ditekan
Simbol Saklar Push-On

Saklar Push-On
Saklar Push-Off
Kedua terminal akan terputus selama ditekan
Simbol Saklar Push-Off

Saklar Push-Off
Saklar SPDT
Terminal sentral (COM) akan terhubung ke salah satu terminal dan akan terputus ke terminal lainnnya dalam satu kondisi.
Simbol Saklar SPDT

Saklar SPDT
Saklar DPST
Dalam kondisi On ("1") dua terminal sentral akan terhubung ke terminal pasangannya dan akan terputus ketika kondisi Off ("0")
Simbol Saklar DPST

Saklar DPST
Saklar DPDT
Dua terminal sentral akan terhubung ke salah satu terminal pasangannya dan teputus ke terminal pasangannya yang lain dalam satu kondisi.
Simbol Saklar DPDT

Saklar DPDT
Sumber: The Electronics Club

Keterangan:
  1. On : Posisi Terhubung
  2. Off : Posisi Tidak Terhubung
  3. Push : Tekan
  4. Pole : Jumlah kontaktor
  5. Throw : Jumlah Posisi Konduktor (yang terhubung)
  6. Open : Terbuka (Posisi Off)
  7. Close : Tertutup (Posisi On)
  8. Break : Off (Posisi Tidak terhubung)
  9. SPST (Single Pole Single Throw)
  10. SPDT (Single Pole Double Throw)
  11. SPXT (Single Pole X Trow) X=jumlah Throw, misalnya SP6T (Single Pole 16 Throw)
  12. DPST (Double Pole Single Throw)
  13. DPDT (Double Pole Double Throw)
  14. DPXT (Double Pole X Throw) x=jumlah Throw, misalnya DP4T  (Double Pole 4 Throw)
  15. Push Button Switch
  16. Push Break Switch
Simbol Saklar SPDT
Simbol Saklar SPDT, SPST, Push-On, dan Push-Off

Simbol Saklar DIP-Switch
Simbol DIP Switch

Simbol Saklar DPDT

Ranking: 5

Cara Mengitung dan Mengukur Resistor





Pengukuran Resistor
Alat ukur untuk mengetahui besarnya resistansi tahanan (resistor) adalah AVO meter (Ampere, Volt, Ohm meter) atau biasa disebut dengan multimeter. Ada dua tipe multimeter yang dapat digunakan untuk mengukur besaran-besaran lisrtrik dan elektronik yaitu multimeter analog dan multimeter digital.

Jika pengukuran dilakukan dengan multimeter analog, hasil pengukuran dapat dilihat melalui pergerakan jarum meter di atas skala yang sesuai dengan selector yang dipilih. Usahakan jarum positif dan jarum negatif pada multimeter analog jangan sampai terbalik saat pengukuran tegangan DC (Direct Current), disamping itu pemilihan selector dan skala pun harus tepat karena dapat mengakibatkan rusaknya alat ukur tersebut.

Multimeter digital, meskipun lebih mahal tetapi relatif lebih aman saat probe terbalik atau saat selector berada pada nilai terendah. Hasil pengukuran pun lebih mudah terlihat karena tampil pada display 7 segment seperti halnya calculator.

Pengukuran Resistor
Cara mengukur resistansi sebuah resistor atau gabungan resistor adalah dengan menempelkan probe positif dan negatif multimeter di setiap ujung sebuah resistor atau gabungan resistor yang tersusun seri, paralel, atau seri paralel. Sebelum pegukuran, pastikan selector berada pada posisi Ohm Meter. Untuk pengukuran resistansi, jarum positif dan negatif multimeter dapat dipasang bolak-balik.

Perhitungan Resistor
Untuk mmengetahui resistansi sebuah resistor tentu sangat mudah, cukup dengan melihat kode warna atau notasi yang tertulis pada fisik resistor. Apabila resistor tersebut sudah dikombinasikan dengan resistor lain dalam sebuah rangakaian seri, paralel, atau seri-paralel harus menggunakan beberapa rumus sebagai dasar perhitungan.

Rangkaian Resistor Seri
R Total = R1 + R2 + ... Rn
Rangkaian Resistor Seri

Rangkaian Resistor Paralel
1/ R Total = 1/R1 + 1/R2 + ... 1/Rn
Rangkaian Resistor Seri

Contoh Perhitungan Resistor

1. Rangkaian Resistor Seri
Resistor Seri
Pemecahan
Gunakan rumus Resistor seri
R Total = R1 + R2 + R3
R Total = 15  + 5  + 30
R Total = 50 Ohm

2. Rangkaian Resistor Paralel
Resistor
Pemecahan
Gunakan rumus Resistor paralel
1/R Total = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3
1/R Total = 1/15  + 1/15  + 1/30
1/R Total = 2/30 + 2/30 + 1/30
1/R Total = 5/30
R Total = 30/5
R Total = 6 Ohm

3. Rangkaian Resistor Seri Paralel
Resistor Seri Paralel
Pemecahan
Gunakan rumus Resistor seri dan Resistor paralel (gabugan)
R Total = R1 + (R2 // R3) 
1/RA = 1/R2 + 1/R3
1/RA = 1/30 + 1/30
1/RA = 2/30
RA = 30/2
RA = 15 Ohm
R Total = R1 + RA
R Total = 15 + 15
R Total = 30 Ohm

Keterangan
  1. // = Paralel
  2. + = Seri
  3. RA = R Total dari R2 dan R3
4. Rangkaian Resistor Seri Paralel
Resistor
Pemecahan
Gunakan rumus Resistor seri dan Resistor paralel (gabugan)
R Total = R1 // (R2 // R3) // R4
RA = R2 + R3
RA = 20 + 40
RA = 60 Ohm
1/R Total = 1/R1 + 1/RA + 1/R4

1/R Total = 1/60 + 1/60 + 1/60
1/R Total = 3/60
R Total = 60/3
R Total = 20 Ohm

Keterangan
  1. // = Paralel
  2. + = Seri
  3. RA = R Total dari R2 dan R3
Ranking: 5